5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Growth Investing

Growth investing adalah strategi investasi yang bertujuan untuk mencari saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan pendapatan dan laba di atas rata-rata pasar. 

Growth investing, Pertumbuhan pendapatan, Laba perusahaan, Margin operasional, Profitabilitas, Valuasi saham, P/E ratio, P/BV ratio, P/S ratio, P/CF ratio, PEG ratio, Discounted cash flow (DCF), Overvaluation, Fundamental saham.

Growth investing biasanya dilakukan oleh investor yang bersedia mengambil risiko lebih tinggi untuk mendapatkan imbal hasil lebih tinggi dalam jangka panjang.

Namun, growth investing tidak semudah membeli saham-saham yang sedang naik harganya tanpa memperhatikan fundamentalnya. 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam growth investing agar tidak terjebak dalam value trap atau membeli saham-saham yang overvalued. Berikut adalah lima hal yang harus diperhatikan dalam growth investing:


1. Pertumbuhan Pendapatan dan Laba

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam growth investing adalah pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan. Pertumbuhan pendapatan dan laba menunjukkan seberapa baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan uang dari bisnisnya. 

Pertumbuhan pendapatan dan laba yang konsisten dan tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, pasar yang luas, dan loyalitas pelanggan yang tinggi.

Untuk menilai pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan, investor bisa melihat laporan keuangan perusahaan secara berkala, baik kuartalan maupun tahunan. 

Investor juga bisa membandingkan pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan dengan pesaingnya atau dengan rata-rata industri. 

Selain itu, investor juga bisa melihat proyeksi atau guidance perusahaan tentang pertumbuhan pendapatan dan laba di masa depan.


2. Margin Operasional dan Profitabilitas

Hal kedua yang harus diperhatikan dalam growth investing adalah margin operasional dan profitabilitas perusahaan. 

Margin operasional adalah rasio antara laba operasional dengan pendapatan operasional. Profitabilitas adalah rasio antara laba bersih dengan pendapatan bersih. 

Margin operasional dan profitabilitas menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola biaya operasionalnya dan seberapa banyak uang yang tersisa untuk pemegang saham setelah membayar semua biaya.

Margin operasional dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki daya tawar yang kuat terhadap pemasok dan pelanggan, memiliki skala ekonomi yang besar, dan memiliki inovasi produk atau layanan yang sulit ditiru oleh pesaing. 

Margin operasional dan profitabilitas yang tinggi juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk menginvestasikan kembali labanya untuk memperluas bisnisnya atau memberikan dividen kepada pemegang saham.

Untuk menilai margin operasional dan profitabilitas perusahaan, investor bisa melihat rasio-rasio keuangan seperti gross margin, operating margin, net margin, return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan return on invested capital (ROIC). Investor juga bisa membandingkan margin operasional dan profitabilitas perusahaan dengan pesaingnya atau dengan rata-rata industri.


3. Valuasi Saham

Hal ketiga yang harus diperhatikan dalam growth investing adalah valuasi saham perusahaan. Valuasi saham adalah penilaian tentang seberapa mahal atau murah harga saham perusahaan dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. 

Valuasi saham penting untuk diperhatikan karena bisa menentukan seberapa besar potensi kenaikan atau penurunan harga saham di masa depan.

Valuasi saham bisa dinilai dengan menggunakan berbagai metode, seperti price to earnings (P/E), price to book value (P/BV), price to sales (P/S), price to cash flow (P/CF), price to earnings growth (PEG), discounted cash flow (DCF), dan lain-lain. Investor juga bisa membandingkan valuasi saham perusahaan dengan pesaingnya atau dengan rata-rata industri.

Secara umum, saham-saham growth cenderung memiliki valuasi yang lebih tinggi daripada saham-saham value karena investor berharap bahwa pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan akan terus berlanjut di masa depan. 

Namun, valuasi yang terlalu tinggi juga bisa menjadi risiko bagi investor karena bisa menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis dan menyebabkan overvaluation.

Overvaluation adalah kondisi di mana harga saham perusahaan melebihi nilai intrinsiknya. Overvaluation bisa terjadi karena adanya spekulasi, hype, atau kesalahan analisis.

Overvaluation bisa berbahaya bagi investor karena bisa menyebabkan koreksi harga saham yang tajam dan merugikan.

Oleh karena itu, investor growth harus selalu memperhatikan valuasi saham perusahaan yang menjadi target investasinya. 

Investor harus mencari saham-saham growth yang memiliki valuasi yang wajar dan sesuai dengan prospek pertumbuhannya. 

Investor juga harus menghindari saham-saham growth yang memiliki valuasi yang terlalu tinggi dan tidak didukung oleh kinerja fundamentalnya.

Salah satu cara untuk menilai valuasi saham-saham growth adalah dengan menggunakan rasio PEG. Rasio PEG adalah rasio antara P/E dengan tingkat pertumbuhan laba perusahaan. Rasio PEG bisa digunakan untuk membandingkan valuasi saham-saham growth yang memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda.

Secara teori, rasio PEG yang ideal adalah 1. Artinya, P/E sebanding dengan tingkat pertumbuhan laba. Jika rasio PEG kurang dari 1, berarti saham tersebut undervalued atau murah. Jika rasio PEG lebih dari 1, berarti saham tersebut overvalued atau mahal.

Namun, rasio PEG tidak bisa digunakan secara mutlak karena ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi valuasi saham, seperti risiko bisnis, margin operasional, return on equity, dan lain-lain. Oleh karena itu, investor harus menggunakan rasio PEG sebagai salah satu alat bantu dalam menganalisis valuasi saham-saham growth, bukan sebagai acuan utama.

Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam growth investing. Growth investing adalah strategi investasi yang menarik dan menguntungkan bagi investor yang mau melakukan riset dan analisis secara mendalam tentang perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi di masa depan. 

Growth investing juga membutuhkan kesabaran dan disiplin dari investor untuk menahan diri dari godaan spekulasi dan hype yang bisa merusak hasil investasinya.

Post a Comment for "5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Growth Investing"